Thursday 20 October 2011

Hikmah Penyembelihan Hewan Menurut Syari’at Islam


Sebagai orang iman, ada ketentuan yang harus diikuti dalam menyembelih hewan ternak. Di antaranya adalah hadits Rosulullohi shollallohu ‘alaihi wasallam, yang artinya: “Sesungguhnya Alloh menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh dan apabila kalian menyembelih, maka hendaklah kalian berbuat ihsan dalam menyembelih, (yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihkan.” (HR. Muslim)

Kandungan hadits ini agaknya “sulit” untuk dijelaskan kepada orang non-Muslim. Betapa tidak, di dalamnya terdapat ungkapan kata seakan-akan Alloh memerintahkan kita untuk “membunuh”. Apalagi secara eksplisit disebutkan pengertian “...tajamkanlah pisaunya...!” Bukankah ini menunjukkan bahwa umat Islam memang disuruh dan dilatih untuk membunuh dengan “kejam”. Namun terdapat pula ungkapan yang mungkin dianggap aneh, “...meringankan binatang yang disembelih...” (Apakah tidak aneh, membunuh kok menggunakan ungkapan basa-basi, “meringankan binatang yang disembelih...” Padahal jelas, disembelih itu kan tentu menimbulkan rasa sakit yang sangat, bahkan sampai menyebabkan kematian!)

Bagi kita, umat Islam, apa pun haditsnya, isinya, dan konteksnya, yang jelas itu adalah sebuah riwayat yang shohih, oleh Imam Muslim. Seorang ulma’ hadits yang telah teruji kebenarannya. Dan sebagai umat Islam, kita tentu meyakini bahwa Syari’at Islam, seperti yang terkandung dalam hadits tersebut, adalah syari’at yang “ya’lu wa laa yu’la ‘alaihi” (yang terbaik serta paling tinggi, dan tidak ada yang dapat menandingi keunggulannya).

Tetapi, keyakinan kita ini sangat berbeda dengan pendapat orang-orang Barat. Menurut mereka, Syari’at Islam itu merupakan contoh nyata betapa ajaran Islam sangat tidak manusiawi, dan kelompok/umat Islam adalah umat yang bengis. Diajarkan dan dilatih untuk suka berbuat bengis dan suka menganiaya binatang ternak. Di antara buktinya, masih menurut merekalagi, setiap tahun umat Islam mengikat hewan ternak, kemudian menyembelih/membantainya secra beramai-ramai. Ternak-ternak itu tidak berdaya, hanya bisa meronta-ronta dan mengerang kesakitan saat disembelih. Betapa teganya orang Islam.

Menurut mereka lagi, kalau ingin mengkonsumsi daging binatang ternak, maka haruslah dengan cara yang baik. Bukan menyembelihnya secara kejam. Dan cara yang baik itu, merurut mereka adalah dengan memingsankan hewan ternak itu terlebih dahulu, baru disembelih (dalam keadaan pingsan). Dalam hal ini pemingsanan itu dapat dilakukan dengan berbagai alat, seperti stunning gun, pembiusan, atau menggunakan arus listrik. Selain itu, metode pemingsanan terbaik yang sering mereka lakukan adalah dengan cara memukul  bagian tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu, dengan beban dan kecepatan yang tertentu pula. Alat yang dipakai untuk memingsankan ternak itu, di antaranya adalah Captive Bolt Pistol (KBP). Menurut mereka, 8inilah cara yang terbaik dan lebih “manuasiawi”. Cara ini juga, menurut mereka lagi, dapat melindungi pekerja dari kemungkinan kecelakaan karena hewan meronta-ronta ketika disembelih. Setelah pigsan, menurut mereka juga, hewan itu tidak akan merasa kesakitan bila disembelih. Carqa seperti ini mereka yakini sebagai cara yang terbaik. Karena hewan tidak meronta-ronta, tidak tampak kesakitan, dan ‘sepertinya’ tidak merasakan sakit (karena telah pingsan).

Begitulah tuduhan dan hujatan mereka. Memang tamapknya sangat sulit bagi kita untuk ‘membela diri’, walau sekedar untuk berargumentasi. Boleh jadi pula kita memang tidak bisa mengelak atas tuduhan itu, atau bahkan sebagian kita malah membenarkan tuduhan miring itu?

Lantas bagaimana kita menyikapi tuduhan miring itu? Menolak tanpa bisa memberi argumentasi (bantahan) yang rasional atau menerima saja tuduhan itu dengan setengah hati, yang berarti ‘membenarkan’ tuduhan mereka itu? Apakah memang sangat sulit bagi kita yang  orang iman untuk meyakinkan diri sendiri bahwa Syari’at Islam adalah yang terbaik?

Di tengah-tengah kegundahan karena tundingan dan tantangan itu, melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman, yaitu Prof. Dr. Scultz dan koleganya, Dr Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan, “manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan cara pemingsanan)?

Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang dipermukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekan dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan syari’at Islam yang murni, dan seperuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.

Dalam syari’at Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis dan vena jugularis.

Patut pula diketahui, syari’at Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Selama penelitian. EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Sehultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal, sbb:

Penyembelihan menurut Syari’at Islam

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syar’at Islam menunjukkan:

Pertama, pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua, pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga, setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemakan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali)

Keempat, karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy food.
Penyembelihan Cara Barat

Pertama, segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua, segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul sampai jatuh pingsan).

Ketiga, grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa. Sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat, karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealty meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku 9yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.

Bukan Ekspresi Rasa Sakit!

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih  ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar...!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syari’at Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah “menyentuh” syaraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otak dan syaraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu!

Disadur dan diringkas oleh Usman Effendi AS., dari makalah tulisan Nanung Dananr Dono, S.Pt., M.P., Sekretaris Eksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.

Monday 5 September 2011

Bahaya Menunda-nunda “Procrastination”


Ternyata ibadah itu tidak hanya asal dikerjakan, tetapi waktunya juga harus dijaga. Firman Allah innaman nasii-u ziyaadatun fil kufr ~ sesungguhnya menunda-nunda itu menambah kekufuran.

Dari 5 rukun Islam, hanya sholat yang tidak kenal ampun, maksudnya tidak ada alasan untuk tidak dikerjakan. Dan harus pada rentang waktunya pula.

Berbeda dengan haji yang baru wajib dikerjakan bagi yang sudah mampu. Sedangkan sholat tidak mengenal tidak mampu. Tidak ada pengecualian. Bagi yang sakit super berat, sholat harus jalan terus. Sambil duduk, atau berbaring, bahkan cukup dengan isyarat mata jika anggota badan tidak bisa digerakkan.

Puasa bisa diganti fid-yah, bisa dibayar di lain waktu, bahkan dibayar ahli waris. Sholat tidak bisa. Harus dikerjakan sendiri. Zakat ada perhitungan nishob yang lumayan rumit, sedangkan nishob sholat sangat simpel: perintah anak umur 6 tahun, jitak anak umur 9 tahun. Sederhana, bukan? Tentunya dengan pukulan ringan yang tidak melukai dengan maksud untuk mendidik, bukan dengan tempeleng yang membuat anak semaput.

Apakah setelah mengerjakan sholat semuanya otomatis oke? Ternyata tidak.
Wailul lil musholliina ~ Neraka Wail bagi orang yang sholat.
Alladzina hum ‘an sholaatihim saahuun ~ yaitu orang yang sholatnya lalai.
Jadi jelas, sholat tidak hanya wajib dikerjakan, tetapi juga wajib dijaga waktunya. Dikerjakan tetapi telat, itulah buah dari yang namanya Menunda-nunda. Dalam terminologi Time Management alias Manajemen Waktu, disebut Procrastination.
Bagaimana dengan ibadah dan pekerjaan lainnya?

Saturday 3 September 2011

Ramlah binti Abu Sufyan


sumber : www.lantabur.tv

Keteguhan dalam Memeluk Islam

Dikisahkan bahwa setelah Ramlah binti Abu Sufyan mendengar tentang Islam, dia langsung menyatakan diri memeluk Islam, terutama setelah mengetahui bahwa agama baru itu menyuruh manusia untuk menyembah Allah semata, meninggalkan peribadatan berhala, menganjurkan untuk berakhlak baik dan terpuji, serta menjauhi berbagai bentuk kemungkaran. Ramlah meyakini bahwa hanya Islamlah agama yang baik.

Karena itu, dia bergegas masuk Islam, dan tidak takut kepada ayahnya, Abu Sufyan, yang pada saat itu menjadi pemimpin Makkah dan juga pemimpin Bani Umayyah. Terbukti, setelah berita masuk Islamnya sampai kepada sang ayah yang merupakan pemimpin kaum musyrik, dia tetap tegar dan kokoh pada pendiriannya.

Mendengar berita keislamannya putrinya, Abu Sufyan marah besar. Ini mengingat, tidak pernah terlintas di benaknya akan ada seseorang dari suku Quraisy yang keluar dari kekuasaannya dan menentang perintahnya. Jelas, keislaman putrinya, Ramlah, sangat mengusik kekuasaan Abu Sufyan. Ramlah benar-benar memiliki sikap patriotik luar biasa yang dicatat oleh sejarah. Betapa tidak, dia begitu teguh menghadapi tirani kekafiran yang direfleksikan dalam diri sang ayah. Ramlah dengan terang-terangan ingkar kepada tuhan-tuhan ayahnya, tuhan-tuhan yang selamanya tidak akan pernah mendatangkan manfaat dan tidak pula bisa menolak bahaya. Ramlah dengan kokohnya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Tak ayal, Abu Sufyan berusaha dengan segala cara untuk bisa mengembalikan putrinya itu kepada agama nenek moyangnya. Namun usahanya itu sia-sia, karena sang putri tetap kokoh pada akidah tauhid. Abu Sufyan pun merasa malu dan bersembunyi dari kaumnya. Dia tidak tahu lagi bagaimana menghadapi cemoohan orang-orang Quraisy yang disebabkan keislaman Ramlah.

Maka orang-orang musyrik melakukan konspirasi untuk menghadapi Ramlah dan suaminya, setelah mendapatkan ‘restu’ dari Abu Sufyan. Mereka mempersempit ruang gerak Ramlah dan suaminya, hingga keduanya lari dari bumi Makkah, dan berangkat menuju Habasyah. Keduanya pun menetap di Habasyah. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan takdirnya. Allah berketetapan untuk memberikan ujian berat kepada Ramlah, untuk menguji kekuatan iman dan ketetapan hatinya.

Berbagai ujian dan cobaan dilalui Ramlah di Habasyah, dan dia tetap dalam keimanannya, beribadah kepada Allah, mendidik anaknya dalam koridor ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak seperti Ramlah yang kokoh dan tegar, Ubaidillah bin Jahsy (suaminya) justru menjadi ragu-ragu, dan sering kedapatan duduk bareng dengan para pendeta Nasrani.

Pada suatu malam, Ramlah bermimpi bahwa suaminya terjatuh ke dalam lautan yang dalam dan gelap. Sehingga keadaannya suaminya menjadi sangat buruk. Kemudian dia pun bangun dari tidurnya dengan perasaan takut dan cemas. Ramlah menemui suaminya dan memberitahukan kepadanya mengenai mimpi itu. Suaminya lantas berkata, “Aku melihat agama itu (Nasrani), dan aku tidak melihat suatu agama yang lebih baik daripada agama Nasrani. Karena itu, aku menganut agama itu. Kemudian aku masuk ke dalam agama Muhammad, dan aku kembali lagi ke agama Nasrani.”

Ramlah kemudian berusaha mengembalikan suami ke agama Islam, namun suaminya menolak. Hal ini menjadi ujian dan cobaan terberat baginya. Bahkan suaminya mencoba mengajak Ramlah untuk memeluk agama Nasrani. Akan tetapi Ramlah bersikap layaknya seorang patriot dan tetap bertahan di dalam Islam yang telah melapangkan dada dan menyinari akalnya. Ubaidillah kemudian memberi dua pilihan kepada Ramlah; memeluk agama Nasrani atau diceraikan. Bagi Ramlah dua pilihan itu menjelma menjadi tiga pilihan, yaitu antara menemui seruan suaminya, atau diceraikan, atau kembali kepada ayahnya yang masih kafir, lalu tinggal di rumahnya dalam keadaan terpaksa dan ditekan, atau tetap bermukim di negeri Habasyah sendirian, tanpa keluarga.

Ramlah menjauh dari orang-orang dan duduk menyendiri memikirkan apa yang harus dilakukan. Hingga akhirnya, keteguhan imannya memutuskan untuk tetap tinggal di Habasyah. Dia pasrah dan menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah. Demikianlah, seandainya bukan karena keimanan dan ketawakalannya yang kuat kepada Allah, niscaya dia tidak mampu menghadapi ujian serta guncangan yang berat itu. Dalam keadaan itulah Ramlah kemudian mendengar kabar kematian suaminya yang meregang nyawa disebabkan minuman keras (khamr). Namun sekali lagi, dia tetap bersabar menghadapi kabar duka itu.

Bertemu Kembali dengan Sang Ayah

Hari demi hari dilalui Ramlah di negeri Habasyah dengan penuh kesabaran dan ketabahan menghadapi berbagai macam kesulitan hidup, hingga akhirnya Allah memberinya jalan keluar dari segenap ujian itu. Karena sesungguhnya setelah kesulitan pasti datang kemudahan, dan setiap masalah pasti akan ada jalan keluar dan jalan menuju kebahagiaan, selama berpegang teguh kepada Islam.

Diceritakan bahwa Rasulullah mengutus seseorang untuk melamarkan Ramlah bagi beliau. Dengan demikian, Ramlah mendapatkan kemuliaan sangat besar, karena menjadi Ummul Mukminin. Hal tersebut merupakan balasan keimanan dan kesabarannya, serta keteguhan hatinya.

Ummul Mukminin Ramlah kemudian kembali ke Madinah, dan hampir seluruh penduduknya menyambut hangat kedatangan anak perempuan Abu Sufyan itu. Dia lalu tinggal bersama Rasulullah dan memulai kehidupan bersama beliau dalam keadaan yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya.

Ketika orang-orang Quraisy melanggar perjanjian yang ditetapkan bersama Rasulullah, Abu Sufyan datang untuk memperbarui dan mengokohkan perjanjian itu. Abu Sufyan lalu menemui putrinya, Ramlah, di dalam rumah. Ketika Abu Sufyan hendak duduk di atas dipan Rasulullah, dengan tanggap Ramlah melakoni sikap patriotik di hadapan ayahnya, dan menyingkirkan dipan beliau agar tidak diduduki sang ayah.

Sikap tersebut menjadi teladan baik bagi kaum beriman untuk senantiasa membela Rasulullah, dan barra` (berlepas diri) dari orang-orang kafir, meski mereka adalah orangtua dan saudara. Ramlah menyadari bahwa ayahnya masih kafir, sehingga dia tidak membolehkannya duduk di tempat Rasulullah. Tak lama setelah kejadian tersebut, Abu Sufyan kemudian masuk Islam. Betapa senang dan gembira hati Ramlah, setelah menjalani kehidupan yang sulit, dia kemudian mendapatkan beberapa kebahagiaan.

Sikap Ramlah menghadapi cobaan yang menimpanya bisa dijadikan contoh baik bagi setiap muslim dan muslimah. Kedalaman keimanan kepada Allah membuatnya mampu bersabar dalam keadaan susah dan tetap berpegang teguh kepada prinsip.

Tags:

Wednesday 31 August 2011

Selamat Idul Fitri 1432 H Semoga mendapatkan kebarokahan


Dikesempatan ini saya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1432 H Semoga mendapatkan keberkahan dan semua amal ibadah kita selama bulan ramadhan mendapatkan limpahan pahala dari Alloh SWT
aamiiin

Monday 29 August 2011

Download Do'a Harian

silahkan coba download do'a-do'a harian sesuai Alqur'an dan Sunnah

Sunday 28 August 2011

Nick Vujicic Tanpa Lengan dan Tanpa Kaki



Nick Vujicic - No Arms, No Legs, No Worries
Penulis : Team Andriewongso.com


Inilah cerita dari seorang pria tampan dan cerdas, serta bersuara indah, yang dilahirkan tanpa kedua lengan dan kedua kaki. Namun ia tetap bersemangat dan bahagia dalam menjalani hidupnya. Ia jago main golf, berselancar, dan berenang. Terlebih, ia juga sukses dalam karirnya. Nick Vujicic (26 tahun), pria Serbia kelahiran Australia itu, memang luar biasa!!
Nick lahir di sebuah rumah sakit di Kota Melbourne pada tanggal 4 Desember 1982. Orangtuanya sangat terkejut ketika melihat keadaan putra mereka yang lahir tanpa dua lengan dan dua kaki. Menurut dokter yang menanganginya, Nick terkena penyakit Tetra-amelia yang sangat langka. Kondisi ini kontan membuat ayah Nick (seorang pemuka agama dan programmer komputer) dan ibu Nick (seorang perawat) bertanya-tanya dalam hati, kesalahan besar apa yang telah mereka perbuat hingga putranya terlahir tanpa anggota-anggota tubuh. Tak jarang, mereka menyalahkan diri sendiri atas keadaan Nick.
Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Ayah dan ibu Nick melihat putranya, biarpun cacat tubuh, tetap tumbuh kuat, sehat, dan ceria - sama seperti anak-anak lainnya. Dan, Nick kecil terlihat begitu tampan serta menggemaskan! Matanya pun sangat indah dan menawan. Maka, mereka mulai bisa menerima keadaan putranya, mensyukuri keberadaannya, dan segera mengajarinya untuk hidup mandiri.

Nick memiliki sebuah telapak kaki kecil di dekat pinggul kirinya. Sang ayah membimbingnya untuk berdiri, menyeimbangkan tubuh, dan berenang sejak Nick berusia 18 bulan. Kemudian, dengan tekun dan sabar, sejak usia 6 tahun, Nick belajar menggunakan jari-jari kakinya untuk menulis, mengambil barang, dan mengetik. Kini, Nick menyebut telapak kakinya yang berharga itu sebagai "my chicken drumstick."
Agar bisa hidup lebih mandiri, kuat secara mental, dan bisa bergaul dengan luwes, ibu Nick memasukkan putranya ke sekolah biasa. Segera saja, Nick menyadari bahwa keadaannya sangat berbeda dengan anak-anak lainnya. Ia juga mengalami berbagai penolakan, ejekan, dan gertakan dari teman-teman sekolahnya. Hal ini membuatnya merasa begitu sedih dan putus asa. Pada usia 8 tahun, Nick sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun, kasih dan dukungan orangtuanya, serta hiburan dari para sahabatnya, mampu membuat Nick mengenyahkan pikiran tersebut. Ia menjadi lebih bijaksana dan berani dalam menjalani kehidupan.
Pada suatu pagi, saat usia 12 tahun, Nick mendapat pengalaman tak terlupakan. Saat bangun dan membuka matanya, tiba-tiba saja ia menyadari betapa beruntungnya dirinya. Ia sehat, serta punya keluarga dan para sahabat yang menyayanginya. Ia juga hidup dalam keluarga yang berkecukupan.
Setahun kemudian, ketika membaca surat kabar, Nick dan ibunya menemukan sebuah artikel yang sangat menggugah jiwanya. Artikel itu, berkisah tentang seorang pria cacat tubuh yang mampu melakukan hal-hal hebat, termasuk menolong banyak orang. "Pada saat itulah, saya menyadari bahwa Tuhan memang menciptakan kita untuk berguna bagi orang lain. Saya memutuskan untuk bersyukur, bukannya marah, atas keadaan diri sendiri! Saya juga berharap, suatu saat bisa menjadi seperti pria luar biasa itu-yakni bisa menolong dan menginspirasi banyak orang!" demikian ujar Nick, dalam sebuah wawancara.
Untuk meraih mimpinya, Nick belajar dengan giat. Otak yang encer, membantunya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Segera setelah itu, ia mengembangkan lembaga non-profit ‘Life Without Limbs' (Hidup Tanpa Anggota-Anggota Tubuh), yang didirikannya, pada usia 17 tahun, untuk membantunya berkarya dalam bidang motivasi.

Kini, Nick Vujicic adalah motivator/pembicara internasional yang gilang-gemilang. Ia sudah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang-khususnya kaum muda. Berkali-kali, ia diwawancarai oleh stasiun televisi dengan jangkauan internasional, seperti ABC (pada 28 Maret 2008). Produknya yang terkenal adalah DVD motivasi "Life's Greater Purpose", "No Arms, No Legs, No Worries", serta film "The Butterfly Circus."


"Saya telah memberikan berbagai jenis motivasi kepada orang-orang, berdasarkan pengalaman hidup saya," pungkas Nick di akhir wawancara. "Namun, ada satu hal yang selalu saya katakan pada mereka: ‘Terimalah dan cintai diri kamu sendiri.' Jika satu orang saja bisa melakukannya, kemudian merasa lebih bersemangat dalam menjalani hidup serta ingin berguna bagi orang lain, saya merasa bahwa sebagian tugas saya di dunia ini telah terselesaikan."


Berjabat tangan antara laki-laki & perempuan yang bukan mahrom

by Subandi Baiturrahman

Menghindari berjabatan tangan ketika laki-laki dan perempuan bukan mahrom bertemu, tetapi hendaknya dengan arif dan bijaksana. Mengingat:
- Laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya tidak boleh berjabatan tangan, berdasar pada sabda Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam dalam Hadits Riwayat At-Thobroni fil Kabir, yang artinya : “Niscaya jika kepala salah satu kamu ditusuk dengan jarum besi itu lebih baik dari pada menyentuh perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahromnya)”.

- Lebih baik terkena najis daripada bersentuhan dengan bukan mahrom. Di dalam Hadits Thobroni dijelaskan, yang artinya: “Niscaya, apabila seorang laki-laki menyentuh babi celeng yang berlumuran lumpur itu lebih baik baginya daripada pundaknya menyentuh pundak seorang perempuan yang tidak halal baginya”.

- Terlebih bila sampai bermesraan dengan yang bukan mahromnya. Dalam Hadits Az-Zawaazir Juz 2 hal 137, Rosuululloohi Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : “Bahwa barang siapa yang meletakkan tangannya pada perempuan yang tidak halal baginya dengan nafsu birahi, maka kelak pada hari kiamat dia datang kehadapan Alloh dengan tangan yang terikat sampai lehernya, jika dia mengecupnya maka kelak di dalam neraka kedua bibirnya digunting”.

Jangan Kalian nodai hari yang fitri

Saturday 27 August 2011

Puasa dan Hikmahnya

Ibadah puasa di dalam agama Islam dimaksudkan untuk pembinaan, baik rohani maupun jasmani bagi pemeluknya, wabil khusus bagi orang iman "mukmin". Dari segi rohani, ibadah puasa setidaknya mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

- Menumbuhkan kesadaran, bahwa kita semua adalah sama-sama sebagai hamba Alloh Ta'alaa, karya cipta-Nya. Sehingga akan timbullah sifat untuk saling menghargai sesame, tidak merendahkan atau tidak mengolok-olok orang lain, dan tidak bertindak semena-mena;

- Menanamkan kejujuran, betapapun rasa lapar dan haus yang kita rasakan tidak akan makan dan minum sekalipun tidak ada seorangpun yang melihatnya;

- Menumbuhkan rasa kasih sayang dan kedermawanan. Rasa lapar dan haus yang kita rasakan seringkali dapat menggugah kesadaran kita untuk menyayangi anak-anak yatim dan fakir miskin sekaligus menyantuni mereka, baik berupa berbuka bersama, sahur bersama sampai dengan memberi mereka zakat fitrah;

- Menanamkan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Betapa orang yang berpuasa selalu berusaha menahan marah, menghindari pertengkaran sekalipun ia didhzolimi/dianiaya. Semua itu dilakukan semata-mata agar puasanya tidak batahl dengan didasari karena Alloh dan mencari pahala;

- Menumbuhkan sifat pema'af dan kesetiakawanan. Pertengkaran dan kedhzoliman yang kita hindari akan menumbuhkan sifat mema'afkan orang lain yang telah melakukan kesalahan terhadap kita, dan dapat merentangkan tali persahabatan yang kokoh terhadap siapa pun;


- Meredam sifat nafsu terhadap makanan, minuman, lawan jenis. Ketika kita sedang tidak berpuasa seringkali kita tidak merasa puas, tidak mau menahan diri. Akibatnya, kita menjadi tidak dapat mengontrol makanan, minuman, dan nafsu birahi, yang seringkali menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Tapi dengan berpuasa dapat menjadi sehat kembali. Summu Tashihu, puasa itu sehat;


- Melatih menggunakan akal sehat. Pada saat kita sedang tidak berpuasa seringkali kita mendahulukan emosi ketimbang akal sehat. Dengan berpuasa kita mulai membiasakan menggunakan akal sehat untuk mempertimbangkan segala hal yang akan kita perbuat. Jika itu suatu perbuatan positif, benar, bermanfa'at dan berpahala baik kita teruskan, namun jika perbuatan yang akan kita lakukan itu adalah suatu perbutan yang salah, berbahaya dan berdosa maka tahan, "STOP" dan hentikan!


- Menumbuhkan rasa syukur. Terkadang ketika kita sedang tidak sedang berpuasa kurang sekali mensyukuri nikmat sehat bisa makan dan minum berbagai makanan dan minuman. Tapi dengan berpuasa, ketika kita berbuka dengan semangkok kolak dan teh manis saja rasanya sudah sangat nikmat dan ketika berbuka terucap kalimat:


"Alloohumma Laka Shumtu Wa 'Alaa Rizqika Afthortu" artinya: "Ya Alloh, bagi-Mu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka".

Atau

“Dzahabadhz Dhzomau Wabtallatil ‘Uruuqu Watsabatal Ajru Insyaa Allooh(u)” artinya “Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan, dan pahala sudah tetap, Insyaa Alloh (jika Alloh menghendaki)”.

sumber : FB Keluarga Bahagia

Alam Rahim Sebelum Manusia Dilahirkan ke Bumi

by Subandi Baiturrahman

1. Yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur [maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insaan, No. Surat: 76, Ayat: 2)

2. Yang artinya: “Dan Alloh menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfudhz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Alloh adalah mudah.” (QS. Faathir, No. Surat: 35, Ayat: 11)

3. Yang artinya: “Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri [maksudnya Adam], maka (bagimu) ada tempat tetap [maksudnya: bisa tulang sulbi atau rahim ibu] dan tempat simpanan[maksudnya: permukaan bumi sebagai tempat tinggal atau kuburan]. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang memahami.” (QS. Al-An’am, No. Surat: 6, Ayat: 98)

4. Yang artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia (manusia) diciptakan dari air yang dimuncratkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” (QS. Ath-Thooriq, No. Surat: 86, Ayat: 5-7)

5. Yang artinya: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. Al-‘Alaq, No. Surat: 96, Ayat: 2)

6. Yang artinya: “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Alloh menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Alloh menjadikan daripadanya sepasang, yaitu laki-laki dan perempuan.” (QS. Al-Qiyaamah, No. Surat: 75, Ayat: 37-39)

7. Yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin, No. Surat: 95, Ayat: 4)

8. Yang artinya: “…dan (Alloh) mengetahui apa yang ada dalam rahim…” .(QS. Luqman, No. Surat: 31, Ayat: 34)

9. Yang artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina, kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah, No. Surat: 32, Ayat: 7-9)

10. Yang artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang, yaitu ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [maksudnya: selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun]. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kamu kembali.” (QS. Luqman, No. Surat: 31, Ayat: 14)

Monday 1 August 2011

Saturday 2 April 2011

Tuesday 8 February 2011

Do'aku di pagi ini

Ya Alloh, Ya Robbal Alamin.
Segala puji dan sanjungan adalah milik Engkau yang Maha Pengasih lagi Penyayang
Solawat dan Salam kami haturkan kepada baginda Rosululloh SAW

Ya.. Alloh
Alhamdulillah sampai saat ini kami masih diberi amanah hidayah agama Islam yang sesuai dengan Alqur'an dan Sunah Rosululloh SAW.
Alhamdulillah sampai saat ini kami diberi rizki, istri dan anak-anak yang lucu serta sehat.
Ya... Alloh
jadikan kami manusia yang selalu bisa beryukur kepada Engkau dan bisa menetapi segala yang Engkau perintahkan kepada kami serta bisa menghindar dari apa-apa yang Engkau larang.
Ya... Alloh
Jadikan hati kami yang selalu tetap bersih tidak ada penyakit-penyakit hati yang selalu mencoba datang kepada manusia beriman.
Ya... Alloh
Berilah saya ketetapan ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Ya... Alloh
Berilah saya dan keluarga kesehatan, rizki yang banyak dan barokah.
Ya... Alloh
Jadikanlah hati kami yang tetap dalam keadaan baik, semangat dalam memperjuangkan kebaikan untuk keluarga, bangsa dan agama karena Engkau Dzat yang membolak-balikan hati.
Ya... Alloh
Jadikan negara kami yang Aman, damai dan makmur.
Ya... Alloh
Jadikanlah hati dan jiwa yang sholih untuk pemimpin-pemimpin kami
Segala puji bagi Alloh.
Amiin, Amiin, Amiin Ya Robbal Alamin.

Sunday 6 February 2011

Thursday 3 February 2011

Doa agar hati bisa bersih dari dengki

Published with Blogger-droid v1.6.6


Ya Alloh Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami (meninggal) dengan iman, dan janganlah Engkau menjadikan dalam hati kami rasa dengki terhadap orang-orang yang beriman , Ya Alloh Tuhan kami, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Maha Pengasih lagi maha Penyayang.

Do'a diberi ilham yang cerdas

Published with Blogger-droid v1.6.6

Wednesday 2 February 2011

Doa diberi kemudahan dalam belajar

Ya Alloh, bukakanlah dadaku, mudahkanlah urusanku dan hilangkanlaj kekakuan lidahku, agar mereka faham perkataanku.
Published with Blogger-droid v1.6.6